Rabu, 25 Januari 2023

KEMBALI MERAYAKAN IMLEK BERSAMA KELUARGA SETELAH 3 TAHUN

Minggu, 22 Januari 2023 di Jakarta

Hari tersebut adalah hari yang ditunggu oleh Tionghoa Indonesia, yaitu Hari Raya Imlek. Bagi gua, ini adalah perayaan Imlek dengan kumpul keluarga setelah 3 tahun karena dua tahun sebelumnya tidak diadakan. Terakhir berkumpul adalah tahun 2020. Bedanya, tahun ini hanya berkumpul dengan sepupu-sepupu dan tante gua yang paling muda.

Di pagi hari, gua pergi ke Kelapa Gading. Dimulai dianter bokap gua ke Stasiun MRT, dilanjutkan naik MRT, dan Transjakarta. Perjalanan yang cukup panjang.

Tiba di Kelapa Gading, gua langsung mengunjungi Tante gua yang paling tua terlebih dahulu. Tiba di tempat beliau, tidak lupa gua mengucapkan "kiong hi".

Gua, sepupu, dan tante gua yang paling muda makan di Gyukaku, Mall Of Indonesia. Tidak lupa juga, gua mengucapkan "kiong hi" ke beliau. Seperti biasa, berkumpul merayakan imlek yang dilakukan adalah makan dan dapat angpao. Kami pun makan dengan memilih menu yang banyak. Selain angpao, gua diajarkan oleh sepupu gua bagaimana membuat CV yang baik karena selama ini gua belum mendapatkan panggilan wawancara kerja. Dia mengajarkan bagaimana urutannya, menulis yang baik agar menarik.  Untuk mengakhiri makan-makan di Gyukaku, gua pun memesan es krim.

Setelah itu, kami pun berkeliling mall, dari ke Grand Lucky, jajan pizza, ke Uniqlo, dan jajan di Feel Matcha. Seusai itu semua, kami pun pulang.



.

Selasa, 12 Juli 2022

Pelajaran dari Lagu "Lihatlah Lebih Dekat" oleh Sherina Munaf

Halo pembaca, akhirnya gua kembali pos blog ini setelah 6 tahun.


Sekarang gua suka buka TikTok yang kini tren dan lagu yang pernah lewat FYP gua adalah "Lihat Lebih Dekat" oleh Sherina Munaf dan lagu ini adalah soundtrack dari film Petualangan Sherina (2000).

"Mengapa bintang bersinar / Mengapa air mengalir / Mengapa dunia berputar"

Itulah lirik yang terngiang-ngiang di kepala gua.

Lagu yang dibalut dengan orkestra yang indah ini memiliki makna yang bagus, yaitu dibalik perpisahan pasti ada sisi positifnya.

"Hatiku sedih, hatiku gundah / Tak ingin pergi berpisah"

Seperti potongan lirik yang indah, perpisahan pasti sedih karena kita kehilangan orang terdekat yang membuat kita nyaman.

"Pergilah sedih, pergilah resah / Jauhkanlah aku dari salah prasangka / Pergilah gundah, jauhkan resah / Lihat segalanya lebih dekat / Dan ku bisa menilai lebih bijaksana"

Kalimat di atas mengajarkan bahwa kita harus kuat menghadapi perpisahan sama orang terdekat dan menilai positif tentang perpisahan yang kita alami. Perpisahan bukanlah hal yang buruk, namun sebagai titik mulai menjalani fase baru dalam kehidupan kita.

Perpisahan bisa saja terjadi karena sudah tidak cocok, lulus jenjang pendidikan, pergi untuk mencapai kesuksesan, keluar zona nyaman, atau orang terdekat meninggalkan kita pergi untuk selamanya.

Oleh karena itu, perpisahan juga berarti bagi diri kita untuk menemui hal yang lebih baik lagi.


Minggu, 03 April 2016

Anak Rumahan, Hate It or Love It

Anak rumahan, ya pasti hanya di rumah saja. Gak kemana-mana, gak di tengah jalan, dan gak di lapangan. Kalo keluar rumah, yang gua lakukan di luar rumah paling pergi ke mall dan sekolah.


Menjadi anak rumahan biasanya hanya beraktivitas  di rumah saja. Tidak dengan teman-teman sekomplek. Anak rumahan juga memiliki sifat ansos (anti sosial), tidak mau berbaur, tidak berinteraksi, dan kalo mau diajak main sama teman sekomplek, jawabannya "Nggak!". Kayak gue, gue dari kecil jarang main sama teman komplek. Padahal, kita ini makhluk sosial, makhluk yang hidup membutuhkan orang lain.


Perasaan jadi anak rumahan?
Tentu saja sangat kesepian. Tidak bisa ngapa-ngapain. Ngenes-nya kalo kedua orang tua lo kerja, lo ditinggal sendiri. Apa lagi yang anak tunggal, tidak ada yang menemani untuk bermain. Selain itu, pasti tidak enak kalo tidak punya temen sejak masa kecil. Seperti yang tadi gua bilang sebelumnya, tidak berinteraksi, tidak main di luar rumah, dan tidak merasakan apa asyiknya main hujan-hujanan. Justru, lo bakal tidak tahu permainan-permainan yang biasa dimainkan anak-anak di luar sana, seperti petak umpet, lompat tali, bermain layangan. Dan lo tidak pernah bereksplorasi. Masa kecil kurang bahagia :(.

Kalo jadi anak rumahan apa kerjaannya?
Biasanya, cuman nunggu nyokap selesai masakkin makanan, makan, main game di komputer, nonton kartun, dan tidur sambil ngadem. Bosen, iya. Gak hanya itu saja, kita hanya buka media sosial, main game online, dan buka Snapchat sambil ngeliat teman-teman yang lagi nge-date, makan, dan jalan bareng. Huhuhuh :'(.

Tapi ada sisi positifnya, kita bisa beraktivitas dengan hobi kita, seperti menggambar, bermain musik, membaca, dan menulis. Kita bisa menanamkan dan mengembangkan bakat kita sejak dini. Kalo ada ulangan, tentu saja kita juga tidak keluar rumah. Manfaatkan saja waktu lo dengan belajar. Seharusnya, anak rumahan senang dong kalo punya kegiatan seperti itu. Karena di rumah doang, kita bisa menghemat uang kita. 

Nyesel, pasti iya karena tidak punya banyak teman.

Wajarlah jadi anak rumahan. Sekian!





Sabtu, 12 Maret 2016

ORANG TUA ADALAH 'GURU' ?

Kemarin gua pembinaan dengan tema Keluarga. Guru gua kasih pertanyaan "apa ati keluarga?". Kami pun melakukan diskusi kelompok dan gua menjawab 'guru'

Menurut gua, orang tua juga adalah guru. Mengapa? Karena sejak dini, orang tua sudah mengajarkan kita bagaimana berperilaku yang baik, mengajarkan pelajaran. Dari kecil, kita udah diajari berjalan saat kita balita, mendidik, dan mengajarkan pola perilaku yang baik. Anggap saja rumah adalah 'sekolah' karena rumah adalah tempat pertama kita untuk belajar, gurunya adalah orang tua.

Orang tua udah merelakan waktu buat kita untuk mengajarkan anak untuk menjadi baik. Sebagai anak, kita jangan mengecewakan orang tua kita dengan sikap-sikap yang menyakiti orang lain. Jangan lupa hargai orang tuamu.

Minggu, 28 Februari 2016

APA YANG BISA DIPELAJARI DARI LIRIK LAGU FIREWORK?

Firework yang artinya kembang api. 

Tapi kali ini gue akan membahas apa yang bisa dipelajari dari lagu Firework yang dinyanyikan Katy Perry. 

Do you ever feel like a plastic bag
Pernahkah kau merasa seperti kantung plastik
Drifting through the wind
Yang terombang-ambing oleh angin
Wanting to start again?
Dan ingin memulai lagi?
Do you ever feel, feel so paper thin
Pernahkah kau merasa, merasa setipis kertas
Like a house of cards
Seperti rumah kartu
One blow from caving in?
Yang 'kan berantakan oleh satu hembusan 


Kalimat di atas menggambarkan, pernahkah kamu merasa lemah karena beberapa sebab? Seperti bully atau gagal dalam melakukan sesuatu. Semua orang pasti merasakan kelemahan. Orang pasti akan merasa down jika gagal dalam melakukan sesuatu, seperti kamu gagal dalam mendapatkan nilai bagus, gagal untuk menjuarai kompetisi. Kamu juga pernah lemah karena di-bully. Pasti pernah, setelah diejek-ejek, dijauhkan, diberi julukan, dan sebagainya oleh temanmu, dan kamu akan sedih, menangis, dan merasa "rubuh" seperti susunan kartu yang berantakan karena hembusan dan tidak mau bangun.

Do you know that there's still a chance for you?
Tahukah kau bahwa masih ada kesempatan untukmu?
'Cause there's a spark in you
Karna ada percikan dalam dirimu

You just gotta ignite the light
Kau hanya harus menyalakan lampu
And let it shine
Dan biarkan ia bersinar


Yang gua pelajari kalimat diatas, kamu hanya bangkit saja dan sinari dirimu. Jika kamu gagal, kuncinya adalah berusaha saja untuk melewati beberapa proses. Jika gagal lagi, ulangi usahamu lagi, dan usaha apa yang kamu ingini, akan terwujud setinggi langit. Kalo kamu pernah di-bully, kamu ga usah dengarkan mereka saja. Dan jangan lupa berdoa, karena Tuhan akan mengarahkan kamu ke arah yang lebih baik.  

"Cause, baby, you're a firework
Karna, kau adalah kembang api
Come on; show 'em what you're worth
Ayolah, tunjukkan pada mereka kehebatanmu"-Katy Perry